Tanjungbungo.com

REFERENSI DESTINASI WISATA, KULINER & HOTEL di BENGKULU

Monday 4 July 2022

Kebek Palak



Tanjungbungo -  Tradisi sebuah daerah menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Kota Bengkulu punya satu tradisi yang baru-baru ini dimunculkan kembali yakni Kebek Palak. Kebek palak artinya ikat kepala yang dibuat dari bahan kain bermotif batik basurek warna hitam gold atau hitam merah yang di atasanya berbentuk segitiga dan dibengkokkan ke depan sedikit (menunduk). Dapat digunakan saat acara santai dan buat semua kalangan, mulai dari kaula muda sampai pada para pemuka adat sekalipun.

Semua unsur sepakat bahwa Kebek Palak merupakan tradisi yang lama dan harus diangkat ke permukaan kembali agar tidak hilang ditelan zaman.

Kalau di Jawa punya Blankon dan di Sunda punya Udeng maka kota Bengkulu punya Kebek Palak. Perbedaan yang paling mencolok dengan Udeng adalah atasan yang  tidak menutupi kepala.


Kebek Palak bisa dan pantas dipakai oleh siapa saja tidak menentukan status sosial seseorang. Filosofinya, kebek palak adalah simbol melayu karena Bengkulu adalah rumpun melayu. Kebek palak terdiri dari 3 lapis kain yang di atasnya ada segitiga menandakan adat bersendi sarak. sarak bersandi kitabullah. Kenapa harus tundukkan sedikit karena menyimbolkan padi yang semakin berisi semakin merunduk.

Cara melipat dan mengikat kebek palak pun memilki aturan, terdapat tiga lipatan, pertama menandakan tali tiga spilin, tungku tiga sejerangan, kedua ada lupis atau segitiga diatas yang bermakna kembali ke aturan adat.

Alasan mengapa diberi nama kebek, karena kebek itu adalah mengikat dan mempererat agar masyarakat Kota Bengkulu selalu mempererat silaturahmi dan mengikat erat tali persaudaraan.


Hiasan kepala ini sekarang sudah bervariasi dengan banyak pilihan warna. Dapat pula dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke kota Bengkulu. Kamu bisa mencarinya didaerah oleh-oleh khas Bengkulu di kelurahan Anggut Atas tak jauh dari jantung kota kawasan Simpang Lima Ratu Samban.

Bila biasanya di setiap acara-acara formil atau acara adat di Kota Bengkulu masyarakat mengenakan detar, ke depan untuk acara-acara yang non formil masyarakat mengenakan kebek palak.

Sudah saatnya kita melestarikan kebudayaan atau tradisi dimulai dari diri sendiri, agar dapat dikenal luas oleh masyarakat umum. Sehingga hiasan kepala ini masih dapat ditemukan meskipun zaman teknologi sudah tak terbendung lagi.

Dengan harapan filosopi yang dimiliki Kebek Palak ini benar-benar terwujud ditengah masyarakat Bengkulu khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara Bijak dan sesuai dengan topik pembahasan...